" TUMBAL "
part 2
Karya : Indrawan Nagasus
*Cerita ini murni hanya fiksi belaka, jika ada kejadian/nama tokoh yang sama, itu adalah faktor ketidaksengajaan alias kebetulan. Jadi kami harap jangan parno dahulu atau setelahnya. Selamat membaca...
Setelah hilangnya Wella, teman-temannya berusaha untuk mencarinya dengan menelusuri sejarah dan misteri hotel tua itu. Erik dan Tania berusaha memecahkan teka-teki dari tanggal hilangnya masing-masing orang yang hilang, sampai ditemukan kembali dalam keadaan tidak bernyawa. Tapi kenapa harus kamar 313, padahal kamar yang disegel tidak cuma satu. Atau mungkin roh yang terkurung didalamnya merupakan roh paling kuat? Siapakah roh itu sebenarnya?
Saat mereka sibuk membolak-balik kliping berita koran yang tersusun rapi dari tahun ke tahun, terdengar suara seorang nenek.
Nenek : "Kalian sedang mencari teman kalian yang hilang?"
Erik : "Iya nek betul sekali, salah satu teman kami hilang ditelan.." belum selesai, nenek itu memotong
Nenek : "Kamar 313 hotel tua itu kan? aku dulu juga sudah berusaha menutup akses ke hotel itu dengan cara apapun. Menyebarkan ribuan pamflet agar mereka tak memasukinya lagi. Tapi entah kenapa, sepertinya ada semacam aura yang seolah memanggil para calon korban."
Tania : "Maaf menyela nek..bukankah nenek librarian disini?" beliau hanya mengangguk pelan.
Mereka pun berkenalan, "Aku Erik.." "Aku Tania nek..".
Nenek : "Salam kenal anak muda, aku Greta.."
Tania : "Maaf nek Greta, apakah anda sudah lama tinggal di kota ini?"
Nenek Greta : "Iya anak muda, aku tinggal disini sejak lahir. Aku tahu persis sejarah dibangunnya hotel itu sampai sekarang."
Erik : "Lalu ada apa nek dibalik semua kejadian ini?"
Nenek Greta mulai bercerita...
Sekitar 30 tahun yang lalu, dia dan 4 teman beliau adalah orang pertama yang menelusuri hotel tua itu. Penjaganya pun dipastikan masih sama, karena memiliki ciri-ciri yang sama pula. Jalan sdikit pincang dan mata kirinya yang buta, seperti isi buah rambutan yang keluar melotot (tapi pada saat Tania dan kawan-kawan datang, pria tua itu memakai penutup mata). Salah satu teman nenek Greta juga hilang dikamar yang sama, dan dia bukan orang pertama yang setelahnya ditemukan tewas mengenaskan.
Karena jauh sebelum itu terjadi, banyak pengunjung kamar 313 yang ditemukan tewas dalam kondisi mata terbalik, mulut membuka lebar dengan lidah menjulur dan mayat dalam kondisi kering tanpa darah. Kamar itu sempat diganti nomor menjadi 315 dan didoakan, tapi tetap saja terjadi. Sampai akhirnya kamar itu ditutup total dihilangkan dari daftar kamar. Kengerian terus terjadi, berdasarkan saksi pengunjung diseluruh kamar lantai 3, meskipun kosong tapi kerap terdengar suara tembok yang diketuk, teriakan, dan suara bernada rendah seperti sekelompok orang yang membaca mantra dari dalam.
Akhirnya seluruh lantai tiga tidak digunakan. Lantai yang aktif hanya 2, 4 dan 5. Lift pun diprogram agar tidak bisa menuju ke lantai 3. Semua kegiatan yang menggunakan ballroom dialihkan ke lantai 6. Tapi setelahnya kengerian semakin menggila dan acak. Kini korban ada disetiap lantai. Setelah ada yang tewas, kamar langsung disegel. Itu terjadi sampai jumlah kamar yang hanya tersisa beberapa sampai akhirnya hotel ditutup. Mereka berdua bingung, lalu apa yang memicu banyaknya korban yang berjatuhan? bahkan sampai sekarang masih terus mencari korban baru lagi.
Nenek Greta : "Saat renovasi dan penggantian nomor lantai, para pekerja sempat menemukan simbol pentagram terbalik berdiameter 1 meter dengan huruf aneh dibalik karpet kamar. Mereka menghapusnya, mengecat ulang dan menutupnya dengan karpet yang baru. Tetapi tidak berhasil.."
Lalu beliau mengajak Erik dan Tania ke bagian sejarah asal kota itu.
Ternyata sebelum menjadi hotel, itu adalah tempat dimana sebuah rumah berdiri. Tidak terlalu besar, tapi tepat lurus kebawah dari posisi kamar 313 terdapat bunker yang cukup luas. Rumah itu dihancurkan dan diratakan dengan tanah. Sampai sekarang, kemungkinan bunker itu masih ada. Rumah itu milik seorang suami istri yang telah tewas dibakar karena diduga melakukan prakter sihir hitam. Setelah mati terbakar, para warga membakar dan meratakan rumah itu. Tapi sayangnya warga tidak tahu jika dibawah terdapat bunker. Bertahun-tahun lamanya, didirikanlah hotel itu.
Apa yang menjadi misteri dibawah bunker itu tidak ada yang tau, termasuk nenek Greta. Sudah 6 bulan sejak hilangnya Wella, Udin dan Greg menyempatkan diri untuk mengawasi area hotel. Siang itu ada sekelompok pemuda lagi, mereka beramai-ramai menuju ke hotel tua. Greg & Udin mencegah mereka :
Udin : "Maaf mas, mba..lebih baik urungkan niat aja. jangan masuk ke sini.."
Jony : "Kenapa mas? kami hanya mau meneliti dan menyelidiki.."
Udin : "tentang apa ya mas?"
Desy : "Kami juga akan mencari teman kuliah kami yang hilang."
Greg : "kapan ya mba hilangnya? teman kami sudah hilang 6 bln yang lalu juga."
Robert : "Astaga jon, ini juga barusan ada yang ilang lagi..lanjut gak nih?"
Nikki : "Lebih baik lanjut saja..ini masih siang..aku harus mencari adikku yang hilang"
Greg : "tapi ini bahaya mba, jangan..ini sudah 3 bulan sejak teman kami hilang..menurut perhitungan kami, ini waktunya mereka cari tumbal lagi."
Lalu Jony, Robert, Desy, Nikki dan Ed berunding. Setelah beberapa lama, Jony sebagai leader pencarian memutuskan.
Jony : "Maaf mas, kami tetap harus mencari teman kami, meskipun dia telah menghilang sekitar 9 bln yang lalu. Kepolisian dari kota kami tidak bisa menemukannya juga. Kasus ditutup dan kami inisiatif untuk mencari sendiri." kata Jony sambil menepuk pundak Greg.
Lalu mereka berlima menuju gerbang hotel.
Udin : "aduh gimana nih bro.." sambil memegang kepala.
Greg : "kita harus mencegah nih, g bisa dibiarin."
Udin : "Mas..woy..tunggu mas..aku mohon jangan mas.."
Mereka hanya tengok sebentar lalu meneruskan dan akhirnya melewati gerbang. Setelah dipikirkan, Greg dan Udin untuk memutuskan bergabung. Singkat cerita, mereka masuk kedalam lagi-lagi bersama juru kunci yang sama. Greg dan Udin menolak saat juru kunci mengajak ke kamar 313. Tapi Nikki malah memaksa, juru kunci itu pun senyum mencurigakan ke arah Greg & Udin. Mereka berdua tidak mengikuti, saat berjalan keluar, tiba-tiba terdengar teriakan yang keras. Greg & Udin segera berlari naik ke lantai 3, dan bisa ditebak. Salah satu dari mereka hilang dikamar yang sama, di siang hari.
Ed : "Astaga bet...buka pintunya bet!!!"
Jony : "Robert..jawab aku robert!!!" (brak brak brak!!!)
Desy mengeluarkan kampak dari dalam ransel, si juru kunci kaget dan berusaha mencegah Desy. Tapi kali ini Greg dan Udin memegang erat. "TIIIIDAAAAKKKKKK!!!!" teriak juru junci.
'crakk..crakk....crakk...' 'braakkkk!!!' segel terlepas dan pintu didobrak.
Lambang itu masih ada dilantai. Sinar mentari yang masuk dari sela-sela segel jendela tak dapat menerangi setiap sudut kamar.
Ed : "AWAS JONN!!" dia menarik tubuh Jony dari sesuatu hitam pekat yang tiba-tiba muncul hendak menyerang. Lalu bayangan itu lenyap disudut kamar. Mereka semua ketakukan dan lari meninggalkan kamar 313.
Juru Kunci : "Maafkan aku Master. Aku tak bermaksud...haakgghhh!!!" sang juru kunci dicekik lehernya dan diangkat ke atas oleh bayangan tadi. Tubuhnya kaku dan langsung dingin. Dari balik jubah hitamnya, dia mengeluarkan tangan yang hanya tulang, lalu mencabut paksa 3 gigi juru kunci. Setelah itu, juru kunci kembali menyegel kamar itu dengan menahan rasa sakit, "dasar, anak-anak nakal..kali ini aku akan mengorbankan semua tawanan agar Master dapat menjadi sempurna dan bebas mencari korbannya sendiri!! Cuiihhh!!!" sambil meludah yang bercampur darah.
Bersambung....
note :
Nama Jony, Desy dan Robert merupakan tokoh yang sama dari cerita "Misteri Bus Tayo". Cerita ini bukan kelanjutan "Misteri Bus Tayo", melainkan cerita baru yang mengundang tokoh-tokoh cerita sebelumnya. Nantikan kejutan-kejutan cerita berikutnya. Stay tuned...
Komentar