TUMBAL
  part 1
Karya : indrawan_nagasus

*Cerita ini murni hanya fiksi belaka, jika ada
kejadian/nama tokoh yang sama, itu adalah faktor ketidaksengajaan alias kebetulan. Jadi kami harap jangan parno dahulu atau setelahnya. Selamat membaca...

Disetiap kota-kota besar pasti selalu menyimpan cerita sisi lain yang misterius. Kali ini sisi misterius itu adalah sebuah bangunan tua, gak tua-tua amat sih. Lebih tepatnya dibangun pada tahun 1960an. Dulu gedung ini berfungsi sebagai hotel, tapi entah kenapa sekarang mantan hotel itu ditinggalkan dan ditutup pemiliknya sejak tahun 1983. Jadi hotel itu mangkrak tak terpakai selama 35 tahun dan hanya dijaga seorang juru kunci. Kabar yang beredar, gedung itu sangat angker setidaknya setiap 3 bulan sekali ada saja satu pengunjung yang hilang. Entah itu berkunjung di siang atau di malam hari.

Banyak yang masih penasaran dengan ke-angkerannya atau untuk menguji kegregetannya mereka disana. Malam itu, ada sekelompok anak muda terdiri dari 6 orang. Mereka datang ke gedung itu dan meminta ijin ke juru kunci yang sekaligus sebagai pemandu. Greg, Adit, Tania, Erik, Wella dan Udin bersama-sama ke pos penjagaan. Greg maju duluan mencari si penjaga.
Greg : "Permisi pak, halooo..pak" tengok kanan, tengok kiri tidak ada seorang pun.
Tania : "Gimana greg, ada orang gak? belum apa-apa udah pucet gitu?"
Tiba-tiba dari belakang muncul suara pria tua.
Penjaga : "Mau plesir misteri nak??" Lalu mereka semua terperanjat kaget.
Greg : "I..i..ya pak betul..harga tiketnya berapa ya pak per orang?"
Udin : "lu kira wahana permainan, pake tanya harga tiket segala.."
Penjaga : "se-ikhlas nya saja anak muda."sambil tersenyum.

Para pemuda itu mengumpulkan sejumlah uang yang sekiranya sesuai. Kemudian penjaga memulai tour nya dari lobby hotel. Nampak meja resepsionis dan sofa yang sudah sangat tua dan usang, serta tembok yang berlumut dan tanpa penerangan menambah suasana menjadi seram. Penjaga membawa ke area restoran, gudang dan tempat laundry. Tania sudah nampak parno, dia mulai mendengar suara bisikan. Udin dan Greg pun sesaat melihat sekelebat bayangan putih. Nyali mereka sangat besar, karena sudah tidak sabar mereka minta untuk dibawa ke spot-spot yang paling seram.

Mereka langsung dibawa naik ke lantai 3, disana terdapat ballroom dan ada beberapa kamar yang sengaja disegel kayu dengan ditempel kertas semacam mantra. Kata penjaga mantra itu bertujuan untuk menyegel jin atau roh jahat yang tinggal didalamnya. Karena mangkrak 35 tahun, sudah seperti kodratnya, mantan hotel itu dijadikan rumah bagi roh-roh gentayangan dan para jin. Saat melewati kamar 313 yang disegel tiba-tiba pintu seperti digedor dari dalam 'braaakkk!!!'. Sontak mereka berlari ke arah ballroom, adit yang paling depan jatuh tersandung sesuatu. Setelah mereka sampai di ball room, suasana sangat sepi seperti berada di dimensi lain. Penjaga datang menghampiri mereka, "Tenang saja nak, dia sudah tersegel didalam sana."

Wella menyorot senternya ke lorong dimana kamar 313 berada,
wella : "Lho pak..pak..apakah benar mereka tidak dapat membuka segel pintu dari dalam?"
penjaga : "Benar sekali nak." kata dia dengan expresi datar.
Wella : "Bagaimana dengan itu pak? sepertinya barusan ada yang mendobrak dari dalam"
Mereka kompak menyorot senter ke arah tersebut. Segel kayu dan mantra telah terlepas, terkoyak dan jatuh dilantai, nampak pula plat nomor kamar 313 yang terjatuh, sudah sangat dipastikan itu benar-benar kamar yang disegel tadi.

Tiba-tiba Erik tertarik ke kebelakang arah tembok, menabrak semua meja kursi yang ada. Kemudian tubuhnya menempel di dinding dan naik keatas seperti ditarik. Setelah Erik menghilang dalam gelap, tubuhnya terjatuh dari atas. Dia tidak terluka, karena pada saat mendarat dia berkuda-kuda seperti macan yang hendak menerkam. Wajahnya yang ganteng menjadi garang, penuh aura untuk membunuh, mata melotot dan berwarna merah. Ditengah kesurupannya, Erik menunjuk ke arah Wella, "Kau...kau adalah berikutnya!!". Erik melompat menerkam ke arah Wella, Greg-adit-udin menghadangnya dan berhasil.

Disaat yang bersamaan Tania pun pingsan melihat cowoknya jadi aneh. Penjaga mencoba mengusir roh yang merasukinya. Sebelum roh itu keluar, erik mengarahkan telapak tangannya ke arah Wella dengan tegas dan disaat itulah Wella seperti terpental. Jatuh tengkurap, lalu sesuatu menariknya dengan kuat dan cepat. Wella berteriak, "tidaaaaakkkkk!!!", adit meraihnya tapi gagal, dia hanya mendapatkan sobekan lengan kemeja wella. Do'i terseret seperti tersedot ke dalam kamar 313. Saat dihampiri, kamar itu kembali seperti semula. Segel kayu, mantra dan nomor kamar yang masih terpasang rapi seperti tidak terjadi apa-apa.

Mereka berlima menggedor-gedor pintu, memanggil Wella tapi tidak ada jawaban sama sekali. Saat Udin mencoba melihat ke lubang kunci, tiba-tiba jarum seukuran ruji sepeda, keluar dan hampir saja menusuk mata kirinya. Mereka tambah panik dan bingung, mencoba melepas dan mencongkel segel, tapi seketika itu juga penjaga menarik mereka dan menjatuhkan mereka.
Penjaga : "Kalian tidak boleh membukannya!"
Greg : "tapi pak, teman kita didalam pak!! apa anda tidak melihatnya??"
Penjaga : "percuma kalian membukannya, itu tidak akan merubah keadaan!"
Adit : "Bapak sudah gila ya? jelas-jelas teman kita tersedot ke dalam kamar ini pak!!"
Udin menemukan sebatang besi, lalu mencoba mencongkel pintu. Penjaga yang kelihatan tua itu ternyata masih kuat perkasa layaknya pemuda, menarik udin dan melemparkannya ke lantai dengan keras.
Penjaga : "Jika kalian membuka segel ini dengan paksa, keadaan akan semakin memburuk! mungkin teman kalian kembali. Tapi korban-korban lain diluar sana akan lebih banyak."
Udin : "Lebih baik kita lapor polisi saja gaes, percuma nego dengan bapak ini."
Penjaga : "COba saja kalian lapor, polisi tidak akan pernah menemukan mereka. Kalaupun ditemukan pasti sudah tewas! bukankah kalian sudah tahu berita yang beredar?? kenapa kalian masih ingin mencoba??"

Dengan wajah kesal, mereka meninggalkan penjaga itu dan keluar, lalu pulang. Sudah 3 bulan berlalu, tapi berita tentang Wella belum ada sama sekali. Orang tua Wella sangat terpukul. Mereka berlima terus dan terus berusaha mencari dan mengumpulkan semua data yang ada. Tania, berusaha mencegah dan selalu menyebar berita tentang hilangnya Wella agar tidak ada lagi korban berikutnya. Dia selalu menghimbau orang-orang yang penasaran dan berjiwa greget, sampai dia membuat petisi online untuk merobohkan gedung itu. Tapi tetap saja, ada yang nekat dan hilang di hotel itu, ditelan oleh gelapnya kamar 313.

Apa selanjutnya usaha mereka berlima? Berhasilkah Wella kembali atau ditemukan jasadnya? Lalu kira-kira kemana perginya par korban?


Pantengin terus Zhandy's channel...

Bersambung..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Youtuber Indonesia

Bunga Soba dan Daun Maple dalam Kdrama Goblin