" Ketika mimpi menjadi nyata "
Karya : Indrawan Nagasus
Pernahkah kamu berandai-andai, jika semua yang kamu impikan akan menjadi kenyataan?
Ya, pasti tentunya semua manusia di Bumi atau mungkin manusia lain di alam semesta ini memiliki
keinginan yang sama, yaitu mimpi yang terwujud. Tetapi yang aku alami ini bukan mimpi dalam kata
lain cita-cita. Ini adalah bunga tidur yang muncul pada saat malam terlelap. Jika itu mimpi yang baik maka akan terwujud baik, bagaimana jika itu mimpi buruk? Kita tidak tahu, karena mimpi itu datang dengan sendirinya, reaksi otak yang merespon apa yang telah kita lakukan sepanjang hari, ketakukan, kekhawatiran, kebencian, harapan dan masih banyak lagi.
Mungkin kalian pernah nonton sebuah film dengan tema yang sama yaitu tentang mimpi yang terproyeksikan ke dunia nyata. Tapi ini beda, sebuah proyeksi yang berbeda dan aku sangat menyukainya.
Waktu itu, aku rafting bersama rekan-rekan kerja ku di acara outing tahunan kantor. Kondisi sungai yang deras-liar itu membuat perahu karet tak terkendali. Perahu karet kami dihantam derasnya arus dan terpental lalu menumbuk batuan sungai. Kami semua kocar-kacir berpegangan pada perahu, tapi apes bagiku pada saat itu. Tak disangka arus deras menyeret dan menumbalkan kepala ku ke batu yang besar 'buugghhh!!' dan gelap. Aku melihat cahaya terang, kubuka kedua mata dari tidur lamaku selama 2 minggu yang bagiku itu hanya terasa semalam. "Ahh akhirnya Evan, kamu sadar juga.." riuh haru keluarga ku dan terdengar beberapa suara teman-temanku dari luar kamar rumah sakit.
Sekarang dokter sudah memperbolehkan aku pulang dan beraktifitas normal. Seperti biasa aku bertemu rekan-rekan kerja yang tidak aku sukai, tapi aku berusaha cuek ajah. Jalani aktifitas seperti biasa, tapi kamu tahulah, kata orang hidup itu seperti disungai, pasang-surut, deras-tenang, dan mungkin ada tokai melintas dan tak sengaja kamu bersentuhan seperti sore itu. "WOIIII ANJENGG...!!! KALO NYETIR PAKE MATA!! GOBLOK!!!" seorang pria dengan wajah seram menggertakku.
Lampu sudah hijau dan artinya aku boleh melaju, tapi pria itu melanggar dan tak sengaja kami bertabrakan pelan, tidak ada korban. Gak cuma ngegas, dia langsung berhenti menendang bodi motor bebek tua ku sampe pecah, ketika aku membuka kaca helm, dia malah menonjok pipi kanan ku cukup keras 'bhuaakk!!'. Aku meringis kesakitan, para pengguna jalan lain ikut melerai agar tidak macet. Kami berdua diminta menepi untuk berdamai, sesampai di pinggir pria itu lantas main kabur. Udah salah pake kabur lagi, dasar sampah!! Sekilas aku sudah melihat nama dia diseragam yang dia pakai, dan pastinya wajah yang tidak akan kulupakan, jenis motor, merk, warna dan plat nomornya.
Aku mengakhiri hari itu dengan tidur, ibu ku berusaha mengobati lebam, tapi aku malas. Sore hari seperti biasa aku pulang kerja, dijalan yang sama. Dan ngeselinya aku bertemu dia lagi, dalam hati aku bilang "cih Buntoro lagi, kenapa lu gak mati aja, tergilas bus gitu!!". Tiba-tiba ada bus nyelonong dan 'blaaarrr' suara keras benturan terjadi dan mengagetkanku. Aku terbangun linglung, astaga ternyata cuman mimpi. Setelah nyawa terkumpul, aku bergegas dan bekerja seperti biasanya. Kejadian tak terduga persis seperti mimpi ku terjadi. Sore itu aku bersantai menunggu lampu hijau, tiba-tiba ada suara benturan keras. Dari sini aku melihat sebuah motor matik terpental hancur, kulihat helm terlempar keluar dan beberapa saat kemudian darah segar mengalir dari bawah bus.
Banyak saksi yang histeris, aku setengah terkedjoed. Ku amati, lah bukannya itu motor punya bapak-bapak sampah kemarin ya?? Aku pun ikut menepi dan melihat dengan dekat. Aku syookk dan kaget. "Astaga ini..??!!??!!" lututku serasa lemas tak berdaya, dia bukan siapa-siapaku tapi aku ikut lemas dan pucat. Ya, pria yang sore kemarin menonjok dan merusak motor ku akhirnya tewas seperti apa yang kulihat dan kukatakan dalam mimpi. Ada apa ini??? Ini masih mimpi atau kenyataan?? Kucoba menampar diriku sendiri, ini nyata! Ini kebetulankah? atau ada apa ini? Aku pulang kerumah dengan bertanya-tanya dalam benakku.
Beberapa hari kemudian...
Orang yang tidak ku sukai ditempat kerjaku bernama Aji. Dia orangnya sangat menyebalkan, suka ngurusin hidup orang dan dia berasa paling bener. Tiap karyawan punya deskjob masing-masing. Kerjaanku udah kelar, jadi boleh donk aku bersantai main sosmed di HP, lagian aku juga gak mengganggu karyawan lain. Aji yang emang dasarnya kepo terus suka fitnah dan adu domba itu kebetulan liat aku main HP sambil senyum-senyum sendiri. Besok paginya aku dipanggil pimpinan, "Evan, tolong keruangan saya sebentar", lalu kujawab, "Baik Bu, saya segera kesana". "Ciee ciee...mau dapet bonus nih" canda mba Rena. "Bonus apa mba? perasaan gak enak deh" jawabku.
Bu Ani : "Kerjaan kamu kurang banyak atau lagi gak ada kerjaan?"
Evan : "Maaf Bu, maksudnya gimana?"
Bu Ani : "Kamu itu kalau sudah selesai kerja jangan gangguin teman kamu ya, lebih baik kamu bantu teman kamu"
Evan : "lah tapi Bu, aku tidak gangguin siapapun, coba tanya mba Rena Bu. Kerjaan dan tanggung jawab saya banyak Bu sesuai jobdesk saya, dan saya bisa menyelesaikan semua dengan benar."
Bu Ani : "Ya saya tau itu, tapi alangkah baiknya kamu ikut bantuin siapa yang butuh bantuan, kamu kan serba bisa."
Evan : "Tapi Bu, saya.."
Bu Ani : "Udah gitu aja ya, saya masih ada kerjaan. Kamu kalo sudah selesai, bantuin si Aji tuh, kasian kerjaannya banyak gak kelar-kelar. Kamu pasti bisalah ikut handle."
Aku hanya mengiyakan dengan kesal dan keluar dari ruangan berkata dalam hati "WTF man.. Aji aja yang gak bisa kerja, dia yang gak profesional, kenapa aku yang jadi korban, gaji aja gak ditambah. F*CK!!!"
Malam itu aku susah tidur, teringat-ingat yang terjadi siang tadi. Dongkol banget rasanya, rasa jengkel itu membawaku terlelap. Sebuah mimpi datang, "Heh Aji..lu beraninya maen fitnah ya..gimana kalo aku gak liat wajahmu selama sebulan?"
Aji yang kuajak bicara itu hanya senyum-senyum aja. Dua hari kemudian, Aji tidak masuk kerja. Dia terkena tifus dan terpaksa harus rawata inap di rumah sakit. Yah, baguslah.. Dan untungnya Bu Ani gak pake nyuruh aku gantiin kerjaanya Aji.
Hari demi hari berlalu..
Yang namanya mimpi, tidak bisa kendalikan. Ada mimpi dimana, aku bertemu dengan sahabat baikku si Zufan. Dia minta ijin ke aku. Percakapan di mimpi yang berhasil ku ingat :
Zufan : "eh halo van, kabar kamu baik-baik aja kan?"
Evan : "Iya Jup (panggilan akrabnya), emang kenapa? kamu sehat-sehatkan?"
Zufan : "Gapapa van, aku pergi dulu ya.. Pergi nya lumayan jauh nih."
Evan : "Lah mau kemana Jup? kok lu tiba-tabi mau minggat? dimutasi ya?"
Zufan : "Gak juga sih..ini udah waktunya berangkat..kamu jaga kesehatan dan jaga diri van..ciiaaoo bro.."
Evan : "Eh Jup..wooyy mau kemana Jup anjirr..ntar temen gue siape?"
Zufan naik bus berwarna silver polos, dia melambaikan tangan sambil tersenyum. Keesokan harinya aku dapat kabar, Zufan tewas dirampok dikamar kosnya. Hiks.
Beberapa mimpi buruk yang terjadi nyata sangat menggangguku, dan aku melihatnya dengan mata kelapa ku, eh mata kepalaku sendiri. Ada apa ini Tuhan, aku ini peramal, cenayang atau apasih. Kupelajari semua hal tentang mimpi dan semua relasinya. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan? Lalu aku mencoba untuk mengendalikan mimpi itu. Malam-malam berlalu dengan lelapku, selalu kucoba untuk mengendalikan. Aku tidak akan pernah menyerah, ini adalah tubuhku, otakku, pikiranku, mimpiku. Semua yang terjadi di mimpiku adalah milikku dan aku berkuasa atas semuanya. Semua yang muncul di mimpi hanyalah tamu, aku yang mengatur semua tamu yang masuk. Setelah lama mencoba aku rasa akhirnya berhasil. Aku berhasil mengendalikan semua mimpiku. Meski aku terlelap, aku sudah bisa membedakan ini alam mimpi. Senangnya aku, kecelakaan rafting dulu ternyata membuka potensi tersembunyiku.
Diana yang dulu sikapnya biasa ke aku, dan aku berada di family-zone nya. Sekarang dia berhasil menjadi kekasihku. Tiap menjelang tidur, aku hanya perlu membayangkan wajah dan namanya. Dia akan muncul didalam mimpi. Disitulah aku membuat skenario dimana Diana mau menerima cintaku. Jalan bareng, nonton, dinner, dan semua hal positif layaknya sepasang kekasih. Aku tidak mau membuat skenario negatif ke dia, karena aku takut kekuatan ini akan hilang dan dia juga tidak pernah menyakiti perasaanku sebelumnya.
Aku ingin tambahan bonus gajian, aku cukup memimpikan siapa saja yang berwenang dalam memberi gaji dikantorku. Seperti biasa, mengatur skenario untuk mewujudkannya. Tapi ini tidak aku gunakan semena-mena, aku hanya mencobanya sekali saja. Karena aku rasa kekuatan ini tidak boleh aku salah gunakan hanya untuk menguntungkan diriku. Aku harus bertanggun jawab. Ya, kekuatan ini berlaku juga untuk menyingkirkan orang yang pernah menyakitiku, merugikanku dan juga merugikan orang lain yang tidak bersalah.
Aku melihat seorang bapak tua renta, dengan karung lusuhnya berjalan lemah. Dari jauh nampak 3 orang pemuda menghampiri, memalak dan mehardik pak tua itu. Lalu aku menghampirinya dan aku merasa sok jago pastinya.
Evan : "Woy bang..jangan gangguin bapak itu napa!!"
Pemuda 1 : "eh bocah bau bawang, lu gak usah ikut campur ya!"
Lalu pemuda 2 menarik bajuku.
Evan : "kalo brani jangan keroyokan donk..BANCI KALEAN!! BANCI AJA BERANI SENDIRIAN!! CUIH SAMPAH!"
Pemuda 3 : "Bos ni bocah malah ngegas..enaknya diapain nih"
Pemuda 1 : "biar aku saja" lalu dia memukul pipi kiriku, aku terjatuh dan dia menarik baju ku sambil berkata "HEH BOCAH..ELU GAK USAH MACEM-MACEM SAMA KITA YA!!"
Evan : "emang kalean siapa anjeng?!!"
Pemuda 2 : dia menarik rambutku sangat kuat dan berkata "lo belum tau boss kita ya, BANG ONI penguasa sini!!"
Evan : bagus..aku butuh 2 nama lagi. "ciih..dasar kalian cecunguk oni, dasar rendahan!!"
Pemuda 3 : "YEEE ELU DOYAN BANGET NGEGAS NJENGGG!! GUE OBI..INI ONGKY..JANGAN MACEM-MACEM SAMA KITA LU NJENGG!!"
Lalu mereka pemuda 3 alias Obi menendang perutku hingga tersungkur. Mereka bertiga merogoh semua kantung yang kupunya. "BOCAH KISMIN, SOK JAGO!! HAHAHA!!" kata Obi. Untungnya mereka tidak membawa sajam. Dan aku juga udah dapat nama mereka dan aku berhasil merekam wajah mereka dengan kamera tersembunyi ini. Lihat saja nanti malam, apakah dengan nama samaran mereka bisa dieksekusi??
Malam itu juga, kucoba berjalan dijalan yang sama. Dengan sengaja aku menemui mereka lagi.
Oni : "Eh elu bocah..ngapain dateng sendiri ha??"
Ongky : "Wajahnya nantang nih bos"
Dengan sigap Obi langsung melayangkan pukulan, 'tapp' berhasil kutangkap dan kupelintir lengannya. "Aku lemah didunia nyata, tapi aku kuat didunia ini..Selamat datang di alam mimpiku SAMPAH!!!"
Mereka mencoba melawan, ini duniaku dan aku berkali-kali lipat lebih cekatan dan kuat.
Kulihat Ongki mengeluarkan pisau lipat, 'jleebb' dia menusuk perutku. Njirr, beneran sakit. Kupegang pergelangan tangannya, kukeluarkan clurit dari dalam tas. Tanpa ampun kutebas tangannya hingga terputus.
Ongki berteriak kesakitan, darah segar mengucur deras. Obi mencoba memukul ku dengan balok kayu, dengan sigap kumenghindar dan kutebas kaki kirinya. Hampir putus, ya sengaja aku melakukan itu. Oni mengeluarkan katana dari balik hoodie-nya, dia mencoba menghunus dan bahu kiriku terserempet, ouch benar-benar terasa sakit. Secara refleks kuayunkan celuritku, 'sreettt!' leher Oni terkena sabetan. Seketika dia jatuh berlutut sambil memegangi lehernya yang mengucurkan banyak darah, dia hanya melirikku dan jatuh tersungkur kejang-kejang. Ongky memapah Obi, berlari menjauh. Tapi secepat apapun itu, mereka sudah terluka. Aku hanya perlu berjalan cepat, lalu kuraih perut Obi dengan ujung celurit, jaket, baju dan perutnya sobek sampai ususnya terburai. Ongki yang mulai lemas kehabisan darah, akhirnya tumbang.
Pagi harinya aku bangun dengan badan pegal-pegal dan perih. Tapi kulihat tak ada luka sedikitpun, ya seperti sakit tapi tak berdarah. Dua hari kemudian, saat aku sedang membaca koran ada headline berita "Tiga Pemuda Tewas Mengenaskan di Terminal". Hmm... tidak ada nama, di televisi juga muncul berita. Aku mencoba selidik, dan ternyata benar itu mereka. Huft, lega sekali hatiku.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya aku menikah dan hidup bahagia dengan Diana. Dia akhirnya juga tahu mengenai kekuatan ini, tapi aku tidak cerita bagaimana dia bisa jatuh cinta kepadaku. Sekarang aku sudah mulai mahir mengendalikan dan menguasainya. Dengan kekuatan yang aku miliki, aku dapat melindungi orang yang kusayang dan orang lain yang layak dibantu, agar kehidupan ini seimbang. "Akulah sang penakluk mimpi...HAHAHAHAHA...."
TAMAT.
Thank untuk Indrawan Nagasus sudah mengirimkan hasil cerpennya semoga pada sukai😂
Komentar