“ KOTA MAYAT “
Kategori cerpen : Cerpen Misteri
Karya
: Zhandy Yana D.
Perkenalkan
namaku Stella aku berumur 19 tahun. Aku hanya tinggal bersama pamanku saja,
terkadang aku merasa takut tinggal dengannya karena kebiasaan pamanku yang
sangat menyeramkan. Pamanku sangat menyukai bau darah, entah kenapa setiap
menghirup aroma darah hatinya seakan merasa tenang, bahagia dan puas. Aku
tinggal di sebuah kota namun penduduknya sangat sedikit aku tidak tau kenapa
satu persatu penduduk hilang begitu saja. Hari demi hari ku lalui dikota X ini
dengan rasa ketakutan setiap pagi aku selalu mencium bau darah yang bertebaran
kemana-mana.
Hari
ini aku harus segera berangkat ke kampus untuk mengumpulkan semua tugas, saat
aku melewati ruang makan kulihat pamanku tersenyum menakutkan kearahku, aku pun
bergegas pergi meninggalkannya. Tepat pukul 08.00 aku tiba di kampusku “ huftt
masih sepi “ pikirku dalam hati. Tak satupun seseorang yang aku temui disini
kucoba menyusuri ruangan satu persatu, namun tetap tidak ada seseorangpun
disini. “ Hellooo, ada orang disana ?? “ ucapku sambil berteriak berharap ada
orang disana. Ku terus berjalan menyelusuri lorong-lorong yang ada hingga tak
sengaja aku mendengar sebuah instrument musik berirama 70 an. Ku ikuti asal
suara itu ternyata suara itu berasal dari sebuah ruangan yang sudah tak
terawat. Ku buka pintu perlahan-lahan astaga aku seolah berada di tahun 70 an.
Warna lantainya seketika berubah menjadi warna merah darah, lantas ku coba
berlari meninggalkan ruangan itu. “Ada apa ini kenapa semuanya hilang, kemana
mereka ??? Aku harus pergi dan memberitahu paman agar segera meninggalkan kota
ini “ucapku pada diri sendiri.
Akupun
berlari meninggalkan kampus menuju rumahku, tidak .............. disepanjang
jalan aku melihat mayat – mayat berserakan dimana-mana, aku berlari sekuat
tenaga menuju rumah. Saat tiba dirumah aku melihat pamanku membawa sebuah pisau
dan menatap tajam kearahku.
“
paman.. kita harus pergi, stella nggak mau tinggal disini lagi, tadi stella
melihat mayat dijalan, dan kenapa nggak ada satu orang pun disini paman “
ucapku sambil menangis.
“
tidak apa-apa stella kita tetap disini kita tetap tinggal dirumah ini “ kata
paman mencoba menenangkan.
“
tapi paman stella takut, stella juga pengen punya temen, temen-temen stella
nggak tau pada kemana mereka hilang semua “ ucapku sedih .
“
sudah... sekarang kamu makan dulu paman sudah masakan makanan kesukaan kamu.”
Ucap paman mengalihkan pembicaraan.
“
tapi stella tidak lapar dan stella mau pergi dari kota ini “ ucapku
“
cukup ... sekarang pergi ke meja makan dan habiskan makananmu sekarang juga “
bentaknya.
“
baiklah paman... “ jawabku sambil berjalan menuju meja.
“
ahhhhhhhhhh... paman “ teriakku sambil berlari kearah paman.
“
ada apa stella ? “ ucapnya.
“
ii...ii..itu ada mata diatas meja “ jawabku terbata-bata.
“
sudahlah biar paman yang bereskan, kamu makan saja sana. Cepett..” bentaknya
lagi
Aku
tak mengerti kenapa paman tak sedikitpun takut melihat secungkil mata di atas
meja, melihat mayat-mayat yang tergeletak dijalan dan darah yang menempel di
lemari dan barang-barang lainnya. Waktupun terus berjalan, kurebahkan badanku
diatas ranjang empuk milikku dan perlahan ku terlelap dalam tidurku. Aku
bermimpi melihat paman menyiksa beberapa orang lantas membunuhnya dan membantai
binatang-binatang itu tak kenal ampun.
Titttt...tittt.tittttt
jam alarmku berbunyi sontak aku terbangun dan kurasakan perih dibagian tangan
kiriku. Kulihat tangan kiriku ternyata seperti tegores benda tajam mungkin aku
tidur tak sengaja mengenai benda tajam itu ketanganku atau jangan-jangan itu
adalah perbuatan paman.
“
paman ? apa yang paman lakukan padaku ? paman mau mencoba membunuhku hah ?
tidak.... paman tidak bisa membunuhku “ ucapku sambil bawa pisau kearah paman.
“
tidak stella hentikan nak... “ ucapnya sambil mencoba mengambil pisau dariku
lalu paman mendorongku hingga aku jatuh tersungkur mengenai lemari dan
membuatku tak sadarkan diri.
Saat
aku terbangun kedua tangan dan kakiku terikat tali. Aku berteriak dan mencoba
melepaskan diri ohh tidak..... paman datang dan menyuntikkan cairan sesuatu ke
tubuhku hingga perlahan-lahan aku mulai lemas dan tak berontak lalu paman melepaskan
ikatanku dan menyuruhku untuk makan. Entah kenapa aku mengangguk dan menuruti
perintahnya.
Hari
ini ku coba menghibur diriku sendiri dengan jalan-jalan di sekitar rumah. Lagi-
lagi aku melihat bangkai hewan-hewan berserakan di pinggir rumah. Aku penasaran
siapa yang melakukan ini semua dan untuk apa dia melakukannya, seketika itu aku
juga melihat paman sedang menggali lubang entah buat apa ku coba menyelidikinya
dan mengintipnya. Ternyata lubang itu untuk menguburkan bangkai-bangkai
binatang itu. Apakah paman adalah dalang dari semua ini. Yang jelas aku harus
tau siapa pelakunya aku harus menyelesaikan kasus ini hari ini juga. Aku
mencari-cari barang bukti kesana-kemari namun tidak ketemu akhirnya niatku
terhalang ketika paman melihatku mengacak-acak isi lemarinya. Tanganku
ditariknya dan aku kena pukul sontak aku menjerit dan menangis.
“
kenapa paman memukulku ? apa salahku
paman kenapa paman menguburkan bangkai-bangkai itu “ ucapku dengan nada tinggi.
“
kenapa paman diam hah ?? jawab paman jawab paman juga mencoba melukaiku paman
mau membunuhku ?” lanjutku
“
suatu saat kamu akan tau semuanya stella “ jawabnya.
“
bunuh saja stella paman bunuh stella huhuhu “ kataku sambil menangis.
“
tidak pamanmu ini bukan pembunuh stella “ jawabnya sambil menangis memelukku.
“
terus kenapa paman nggak cerita kejadian aneh yang stella alami ini, kenapa
setiap kali stella ajak pindah paman nggk mau kenapa paman ? “ ucapku melepas
pelukannya.
“
maafkan paman nak, paman belum bisa menjelaskannya, paman janji suatu saat akan
memberi tau sesungguhnya tentang kebenarannya nak. “ kata paman sambil berlalu pergi meninggalkanku.
Kulihat
paman sedang membuka sebuah buku kecil sambil menangis, aku penasaran ada apa
dengan buku itu kenapa paman melihatnya sambil menangis. “ Aku harus dapatkan
buku itu agar aku tau semuanya “ kataku dalam hati.
Keesokan
harinya aku masuk ke kamar paman dan mencari buku itu, bukannya buku yang aku
temui malah beberapa bajuku yang berlumuran darah yang telah mengering. Lantas
kuingat-ingat setahuku aku tidak pernah jatuh atau terkena benda tajam yang
membuat bajuku menjadi kotor begini. Entahlah semakin aku mengingatnya semakin
sakit kepalaku. Aku berpikir sejebak dan mencoba mengingat-ingat lagi semuanya.
Saat aku hendak ke luar kamar Kulihat tasku yang aku pakai beberapa waktu yang
lalu dan berniat mengambilnya. Saat hendak mengambilnya tak sengaja aku
menjatuhkan sebuah buku dan membacanya. ASTAGA..... apa yang telah aku lakukan
kepada mereka semua. Kenapa aku bisa membunuh mereka semua dengan kejamdan
bagaimana seorang gadis bisa menghabisi mereka semua dan menceritakan kejadiannya serta prosesnya
ke dalam buku ini dan anehnya aku tak ingat apa-apa. Saat itu kepalaku pusing
dan Brukkkkkk aku terjatuh.
Saat
aku tersadar aku sudah berada disebuah tempat yang tak asing bagiku yah aku
berada di sebuah rumah sakit jiwa. Ternyata Aku berada disini sejak 1970.
Paman
menceritakan kepada suster bahwa aku sering berhalusinasi menganggap aku sedang
tinggal disebuah kota yang tak berpenghuni.
*** SEKIAN ***sumber gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCrdih2A6x-uZz63M1AvS9JqiPIW_cvNNe-89qFbygOsH5qkMFWq8pQuLSNJakpodm6_DUdpXlrn_sTj65ISC4t3kSIXGljmJjwcZ7y6w9SkOJW043jHRfHO-_dK2Gu6B6vtk2Rt5ueTuF/s640/ghost-city-desktop-background.jpg
Komentar